
Taklim wa ta’alum adalah amalan yang sangat penting untuk dihidupkan, baik di masjid bersama jamaah maupun dirumah bersama anggota keluarga. Hal ini disebabkan katena taklim wa ta’alum adalah salah satu amalan yang hidup di Masjid Nabawi. Maksud taklim wa ta’alum adalah untuk meningkatkan semangat (jazbah) beramal, karena dibackan firman-firman Allah swt. dan sabda-sabda rasullah saw. yang membicarkan tentanng keutamaan mengerjakan suatu amalan dan ancaman jika di tinggalkannya.
Fafhilah taklim wa ta’alum adalah ;
1. Mendapatkan sakinah (ketenangan jiwa).
بَيْنَمَا رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَقْرَأُ ، وَفَرَسٌ لَهُ مَرْبُوطٌ فِى الدَّارِ ، فَجَعَلَ يَنْفِرُ ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ فَنَظَرَ فَلَمْ يَرَ شَيْئًا ، وَجَعَلَ يَنْفِرُ ، فَلَمَّا أَصْبَحَ ذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ »
“Ada seseorang yang sedang membaca (surat Al-Kahfi). Di sisinya terdapat seekor kuda yang diikat di rumah. Lantas kuda tersebut lari. Pria tersebut lantas keluar dan melihat-lihat ternyata ia tidak melihat apa pun. Kuda tadi ternyata memang pergi lari. Ketika datang pagi hari, peristiwa tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Ketenangan itu datang karena Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, no. 4839 dan Muslim, no. 795)
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Itulah yang menunjukkan keutamaan membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an itulah sebab turunnya rahmat dan hadirnya malaikat. Hadits itu juga mengandung pelajaran tentang keutamaan mendengar Al-Qur’an.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 74)
2. Dicucuri rahmat oleh Allah swt.
Dalam Al-Qur’an juga disebutkan,
إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
3. Dikerumuni para malaikat.
Tanda bahwasanya malaikat ridha dan suka pada orang-orang yang berada dalam majelis ilmu.
وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ
“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.” (HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223; At-Tirmidzi, no. 2682. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini). Maksudnya, para malaikat benar-benar menghormati para penuntut ilmu. Atau maksudnya pula malaikat turun dan ikut dalam majelis ilmu. (Tuhfah Al-Ahwadzi, 7: 493)
4. Dibangga-banggakan oleh Allah swt. Dihadapan majelis para malaikat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِى فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلإٍ خَيْرٍ مِنْهُ
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku pada-Ku. Aku bersamanya kala ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, maka aku akan menyebut-nyebutnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu.” (HR. Muslim, no. 2675)
Dalam sebuah hadits disebutkan:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699 dan Abu Daud)
Adab-adab taklim wa ta’alum adalah :
A. Adab lahiriyah :
1. Memiliki wudhu.
2. Memakai wangi-wangian.
3. Duduk iftirasy (duduk tahiyat awal).
4. Duduk rapat-rapat.
B. Adab batiniyiyah :
1. Ta’zhim wal ihtiram ( mengagunkan dan memuliakanb).
2. Tashdiq wal-yaqin ( membenarkan dan menyakini ).
3. Taatsur fil-qolbi ( mengesankan dalam hati ).
4. Niyatul-amal wa tabligh ( berniat mengamalkan dan menyampaikan )
Adapu lainnya yaitu hati tawajuh dan tawadhu’ kepada Allah swt. Jika kita mendengar firman Allah swt. dan hadits Rasulullah saw. seakan-akan Allah swt. sendiri dan Rasulullah saw. sendiri sedang berbicara kepada kita. Apabila nama Allah di sebut, maka kita ucapkan Subhanallahuwataala atau Aza wa Jalla. Apabila nama Rasulullah disebut, maka kita ucapkan Shalallahualaihi wa sallam, dan bila nama sahabat disebut kita ucapkan Radhiyallahuanhu untuk laki-laki dan Radhiyallahuanha untuk wanita. Jika nama nabi atau malaikat disebut maka kita ucapkan alaihissalam. Ucapan-ucapan tersebut diucapkan secara sirri. Pada akhir takim para mustami’ diajak mengamalkan dan menyampaikan apa yang telah didengar kepada orang lain. Selanjutnya majelis ditutup dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، عَمِلْتُ سُوءًا أو ظَلَمْتُ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لِي، فإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, segala puji bagi Engkau, saya bersaksi tiada Tuhan selain Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada -Mu. Aku berbuat keburukan atau berbuat zalim kepada diriku sendiri. Maka ampunilah, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Refenrensi :
Fadhilah sedekah. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakariyya.
Penerbit Ash-Shaff Yogyakarta



