Dialog Iblis dengan Rasulullah SAW Part II

Post Sebelumnya…

Pertanyaan Nabi (3): “Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?’

            Jawaban Iblis: “semuanya itu adlah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadat Bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka aku membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahnya yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka. Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang Menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagaitipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat. Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut. Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, aka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dari semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”

            Pertanyaan Nabi (4): “Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”

            Jawab Iblis: “Pertama sekali aku palingkan itikad/niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga. Aku akan Tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumuh mengikuti kemauan jalanku.”

            Pertanyaan Nabi (5): “Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?

            Jawab Iblis: “Sebesar-besarnya kesusahanku. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkan, senantiasa hendak menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”

            Pertanyaan Nabi (6): “Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, bagaimana perasaanmu?

            Jawab Iblis: “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”

Pertanyaan Nabi (7): “Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

            Jawab Iblis: “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupi rukun Islamnya.”

Isra’ Rasulullah: Tanggung Jawab Umat Muslim Membebaskan Al-Quds dari Kaum Para Penjajah

Metroislam.id – Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dengan wafatnya Abu Thalib dan Khadijah radhiyallahu ‘anha, kaum Quraisy merasa lebih leluasa mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan semakin meningkatkan penganiayaan mereka kepada para sahabat, sehingga kondisi itu memaksa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Thaif untuk berdakwah dan meminta bantuan kepada para pemimpinnya agar bersedia melindungi dakwahnya. Namun para pemimpin dan penduduk Thaif ternyata tidak lebih baik dari peduduk Makkah. Beliau dilukai dan dihina sampai akhirnya memutuskan untuk kembali lagi ke Makkah dengan perasaan duka yang mendalam. Dalam situasi penuh duka dan kesedihan inilah Allah Ta’ala muliakan Nabinya dengan mukjizat Isra’ mi’raj untuk meringankan jiwanya yang terluka dan hatinya yang berduka.

Di dalam peristiwa mukjizat ini beliau menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah ta’ala yang agung serta isyarat-isyarat pertolongan-Nya sehingga bertambahlah keyakinannya bahwa Allah Ta’ala akan selalu menolongnya. Semakin kuat pula azam dan ruhiyah beliau dalam menyampaikan risalah Rabbnya.

Mukjizat isra mi’raj ini pun sekaligus menjadi ujian bagi kaum muslimin, sehingga tersaringlah mana yang kuat keimanannya dan mana yang lemah keimanannya di antara mereka. Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:

وَكَانَ فِي مَسْرَاهُ وَمَا ذُكِرَ عَنْهُ بَلَاءٌ وَتَمْحِيصٌ وَأَمْرٌ مِنْ أَمْرِ اللهِ فِي قُدْرَتِهِ وَسُلْطَانِهِ فِيهِ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ وَثَبَاتٌ لِمَنْ آمَنَ وَصَدّقَ وَكَانَ مِنْ أَمْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى يَقِينٍ فَأُسْرِيَ بِهِ كَيْفَ شَاءَ لِيُرِيَهُ مِنْ آيَاتِهِ مَا أَرَادَ حَتّى عَايَنَ مَا عَايَنَ مِنْ أَمْرِهِ وَسُلْطَانِهِ الْعَظِيمِ وَقُدْرَتِهِ الّتِي يَصْنَعُ بِهَا مَا يُرِيدُ

“…Perjalanan ini dan seluruh peristiwa yang disebutkan di dalamnya menjadi ujian dan penyaringan; menjadi salah satu bukti kekuatan kehendak dan kekuasaan-Nya. Di dalamnya terdapat pelajaran bagi kaum yang berfikir, petunjuk dan rahmat-Nya, serta peneguhan bagi mereka yang beriman dan membenarkan. Peristiwa ini adalah urusan Allah Ta’ala yang harus diyakini; bagaimana Allah memperjalankan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya untuk menunjukkan kepadanya ayat-ayat yang dikehendaki-Nya. Sehingga terlihat jelas sebagian ayat-ayat dan kekuatan-Nya yang agung serta kehendaknya untuk melakukan apa yang diinginkan-Nya.” (Siratun Nabiy libni Hisyam, Juz 2 hal. 2)

Waktu Isra’ Mi’raj

Ibnu Katsir menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa Isra’ mi’raj itu terjadi pada masa sepuluh tahun setelah kenabian. (Lihat: Al-Bidayah Wan Nihayah, Juz 3 hal. 111). Dan yang masyhur mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi pada malam 23 bulan Rajab (Pembahasan lebih lengkap silahkan dirujuk di Fathul Bari, Juz 8, hal. 201)

Persiapan Rasulullah Untuk Isra Miraj

Pada malam Isra’ itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermalam bersama dengan pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib, anak pamannya, Ja’far bin Abi Thalib, di rumah Ummi Hani’ bin Abi Thalib.

Jibril mendatanginya melewati atap rumah, turun dan mengambil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, membawanya ke masjidil haram kemudian membaringkannya, membelah dadanya, dari bawah leher sampai ke bawah perutnya, mengeluarkan hatinya, membersihkannya dengan air zam-zam, kemudian memenuhinya dengan iman dan hikmah, lalu mengembalikannya dan tidak ada lagi bekas belahan, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak merasakan sakit. (lihat: Fathul Bari, Juz 4, hal. 203).

Hikmah pembelahan dada adalah untuk menambah kekuatan keyakinan. Sebab ketika melihat perutnya telah terbelah dan tidak merasa sakit, maka semakin yakin bahwa ia akan aman dari semua hal yang biasanya menakutkan. Dari itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi manusia yang sangat pemberani.

Makna Al-Isra’

Isra adalah Allah memperjalankan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjdil Aqsha di Al-Quds, secara fisik dan ruh, dalam keadaan sadar, lalu kembali ke Makkah dalam sebagian malam. Kaum mukminin tidak merasa aneh dengan hal ini karena semuanya terjadi dengan perintah dan kekuasaan Allah Ta’ala.

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ Maka terjadilah ia.” (QS. Yaasiin, 36: 82)

Dalil ketetapannya:

Peristiwa ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Isra, 17: 1)

Ditetapkan pula dengan hadits shahih, diantaranya hadits muttafaq alaih, Al-Bukhari dan Muslim (Lihat pula: Al- Lu’lu wal Marjan, Kitab Iman; Tafsir Ibnu Katsir, Juz 5 hal. 3; dan Sirah Ibnu Hisyam, Juz 2, hal. 3).

Dari sekian banyak hadits yang menceritakan peristiwa mukjizat ini, diantaranya adalah hadits berikut:

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ قَالَ فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ قَالَ فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاءُ قَالَ ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ فَقَالَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ مَنْ أَنْتَ قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِآدَمَ فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَقِيلَ مَنْ أَنْتَ قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِابْنَيْ الْخَالَةِ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَيَحْيَى بْنِ زَكَرِيَّاءَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمَا فَرَحَّبَا وَدَعَوَا لِي بِخَيْرٍ ثُمَّ عَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ مَنْ أَنْتَ قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِيُوسُفَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا هُوَ قَدْ أُعْطِيَ شَطْرَ الْحُسْنِ فَرَحَّبَ وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الرَّابِعَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام قِيلَ مَنْ هَذَا قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ قَالَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِإِدْرِيسَ فَرَحَّبَ وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا } ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الْخَامِسَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ قِيلَ مَنْ هَذَا قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِهَارُونَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَحَّبَ وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام قِيلَ مَنْ هَذَا قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِمُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَحَّبَ وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ ثُمَّ عَرَجَ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ مَنْ هَذَا قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيلَ وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِإِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْنِدًا ظَهْرَهُ إِلَى الْبَيْتِ الْمَعْمُورِ وَإِذَا هُوَ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ لَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ ثُمَّ ذَهَبَ بِي إِلَى السِّدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَإِذَا وَرَقُهَا كَآذَانِ الْفِيَلَةِ وَإِذَا ثَمَرُهَا كَالْقِلَالِ قَالَ فَلَمَّا غَشِيَهَا مِنْ أَمْرِ اللَّهِ مَا غَشِيَ تَغَيَّرَتْ فَمَا أَحَدٌ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَنْعَتَهَا مِنْ حُسْنِهَا فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيَّ مَا أَوْحَى فَفَرَضَ عَلَيَّ خَمْسِينَ صَلَاةً فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَنَزَلْتُ إِلَى مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا فَرَضَ رَبُّكَ عَلَى أُمَّتِكَ قُلْتُ خَمْسِينَ صَلَاةً قَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا يُطِيقُونَ ذَلِكَ فَإِنِّي قَدْ بَلَوْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَخَبَرْتُهُمْ قَالَ فَرَجَعْتُ إِلَى رَبِّي فَقُلْتُ يَا رَبِّ خَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي فَحَطَّ عَنِّي خَمْسًا فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقُلْتُ حَطَّ عَنِّي خَمْسًا قَالَ إِنَّ أُمَّتَكَ لَا يُطِيقُونَ ذَلِكَ فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ قَالَ فَلَمْ أَزَلْ أَرْجِعُ بَيْنَ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَبَيْنَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّهُنَّ خَمْسُ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ لِكُلِّ صَلَاةٍ عَشْرٌ فَذَلِكَ خَمْسُونَ صَلَاةً وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ شَيْئًا فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ سَيِّئَةً وَاحِدَةً قَالَ فَنَزَلْتُ حَتَّى انْتَهَيْتُ إِلَى مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ قَدْ رَجَعْتُ إِلَى رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ مِنْهُ

Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya.” Beliau bersabda lagi: “Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis.” Beliau bersabda lagi: “Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu. Dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, ‘Kamu telah memilih fitrah’. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Ditanyakan lagi, ‘Siapa yang bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutus? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutus.’ Maka dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan. Lalu aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril lalu minta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapa yang bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf Alaihis Salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris Alaihis Salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah berfirman: ‘(Dan kami telah menganggkat ke tempat yang tinggi darjatnya) ‘. Aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun Alaihissalam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawabnya, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur). Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan.” Beliau bersabda: “Ketika beliau menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu Allah memberikan wahyu kepada beliau dengan mewajibkan shalat lima puluh waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa Alaihissalam, dia bertanya, ‘Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ‘ Beliau bersabda: “Shalat lima puluh waktu’. Nabi Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan menguji mereka’. Beliau bersabda: “Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku’. Lalu Allah subhanahu wata’ala. mengurangkan lima waktu shalat dari beliau’. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, ‘Allah telah mengurangkan lima waktu shalat dariku’. Nabi Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi’. Beliau bersabda: “Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: ‘Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap shalat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh shalat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya’. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan’. Aku menjawab, ‘Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya’.” (HR. Muslim No. 234)

Orang yang mengingkarinya, hukumnya kafir, karena mendustakan Al-Qur’an dan hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hikmah Isra ke Masjidil Aqsha

Isra menuju ke Masjidil Aqsha dan tidak ke masjid lainnya adalah karena kedudukan dan kemuliaan masjid ini di sisi Allah Ta’ala, serta untuk menjelaskan hubungan erat di antara para nabi, juga menjelaskan hubungan antara agama yang mereka bawa dari Allah Ta’ala. Dalam hal ini terdapat pula isyarat pewarisan risalah kepada rasul terakhir, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, Masjidil Aqsha dan sekitarnya menjadi tanah Islam yang harus dijaga oleh kaum muslimin, dan dibebaskan dari tangan-tangan para penjarah.

Kejadian dalam Isra’

Ketika Jibril usai membedah dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’ itu, dan mempersiapkan sarana untuk perjalanan mengagumkan ini dengan Buraq –kendaraan berwarna putih, lebih besar dari keledai, lebih kecil dari bighal, sangat cepat, jangkauan kaki depannya sejauh pandangan matanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengendarainya didampingi Malaikat Jibril, lalu Buraq itu pergi ke Baitul Maqdis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam turun. Jibril mengikat Buraq lalu masuk masjid, beliau bertemu dengan Ibrahim, Musa, dan Isa alaihimassalam bersama dengan sejumlah para nabi yang telah berkumpul untuk menyambutnya. Malaikat Jibril membawa beliau ke depan, lalu mengimami shalat dua rakaat. Kemudian keluar dari masjid dan Jibril membawa dua gelas –satu berisi khamr dan satunya berisi susu- lalu nabi memilih susu, dan Jibril berkata: “Engkau telah memilih yang fitrah, engkau telah memilih tanda Islam dan istiqamah.” (MI/red)

Post yang sama: https://metroislam.id/2020/03/23/isra-rasululah-tanggung-jawab-umat-muslim-membebaskan-al-quds-dari-kaum-para-penjajah/

Post sebelumnya

Pertanyaan Nabi (1): “Hai Iblis! Siapakah  sebesar-besarnya musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”

            Jawaban Iblis: “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.” Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Ambiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang, dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad/niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam nereka dan kekal didalamnya bersamaku.”

            Pertanyaan Nabi (2): “Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”

            Jawab Iblis: “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah satu sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas,  perak dan permata, rumahnnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan “haram”. Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambah maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpaat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat.”

Post Selanjutnya…

Dialog Iblis dengan Rasulullah SAW

            Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberibatahu segala rahasia, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmahtnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasulullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanyai Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”

            Mendengar ucapan malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw.

            Maka sambut Iblis (alaihi laknat), “Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukannya salam itu sangat di mulia di sisi Allah?”

            Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagai kau tipu Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qobil dengan sebab hasutmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerjaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anibya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, Cuma salammu saja aku tidak hendak menjawab karena diharamkan Alla. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala Iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”

            Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamu Anbiya maka dapat mengenalik. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayakku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanay, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.”

            Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu. “Apabila mendengar sumpah sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbutannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini menjadi perisai kepada seluruh umatku.

Selanjutnya…

Indonesia Rapid Test Corona Covid-19, Apa itu Rapid Test Corona??

Pemerintahan Indonesia akan melakukan rapid test, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaranya untuk segera melakukan rapid test dengan cangkupan yang lebih besar segagai langkah untuk mendeteksi dini pasien yang kemungkinan terpapar Covid-19. Hal ini berhasil sukses di terapkan di Korea Selatan (Korsel).

“Segera lakukan rapid test. Test cepat dengan cakupan yang lebih besar agar deteksi dini, kemungkinan awal seseorang terpapar Covid-19 bisa kita lakuukan,” tegas Jokowi, Kamis (19/3/2020).

Rapid test ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang sampai saat ini sudah menginfeksi 309 orang di Indonesia.

“Menggunakan pemeriksaan imunoglobulin sebagai upaya tes screening awal dan bisa dilaksanakan secara massal adalah sebuah keputusan yang baik,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto saat Konferensi Pers di Gedung BNPB, kamis (19/3/2020).

Metode pemeriksaan coronavirus ini ada beberapa macan, dilihat dari sensitifitasnya. Untuk virus ini yang paling sensitif adalah pemeriksaan dengan metode molekuler yaitu menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR).

Apa itu Rapid Test?

Para ilmuan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Oxford Suzhou Centre for Advanced Research (OSCAR) telah mengembangkan teknologi pengujian cepat (rapid test) untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19). Tim, yang dipimpin oleh Prof Zhanfeng Cui dan Prof Wei Huang, telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan uji coba ketika virus menyebar secara internasional.

Tes ini lebih cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit. Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam untuk memberikan hasil. Tim peneliti telah mengembangkan tes beru, berdasarkan pada teknik yang mempu memberikan hasil hanya dalam setengah jam – tiga kali lebih cepat dari metode saat ini.

“Keindahan tes baru ini terletak pada desain deteksi virus yang sevar khusus dapa mengenali fragmen RNA dan RNA SARS_CoV-2 (COVID-19). Tes ini memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah positif atau negatif palsu dan hasilnya sangat akurat,” ujar Prof Wei Huang, seperti dikutip dari situs we Oxford.

“Cara Minum Yang Di Sunnahkan”

Inilah 7 tata cara minum yang sesuai dengan adab minum Rasulullah SAW;

1. Niat

kenapa niat?selain untuk memuaskan rasa dahaga dan untuk memenuhi kebutuhan tubuh minum yang baik harus ada niat, karena niat di dilakukan untuk beribadah kepada Allah SWT.

2. Baca Doa

Ingatlah untuk memulai minum selalu dengan membaca basmallah terlebih dahulu. Dari Abi Salamah, Rasullullah SAW bersabda;
“Wahai anakku, jika engkau makan ucapkanlah bismillah,makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu. “(HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir).

3. Tidak bernafas dan meniup air minum

Dalam suatu hadits dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

Dalam Syrah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.”

Anas bi Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatkan, “Ketika Rasulullah SAW minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda,”Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

Banyak orang yang masih dalam melakukan minum tidak mengerjakan hal ini, bahkan minum dengan sekali tegukan.

4. Minum dengan tangan kanan

Tangan kanan di percaya melakukan hal-hal baik. Begitu pula saat minum, dimana Rasulullah SAW pernah juga bersabda agar manusia makan minum menggunakan tangan kanan. Hal ini dipercaya akan membawa berkah dan membuat tubuh menjadi lebih segar lagi.

5. Dilarang minum langsung dari mulut teko/ceret

Dari Abu Hurairah, berliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah(Wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).

Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Maka se harusnya orang yang hendak minum, tuangkanlah terlebih dahulu ke dalam gelas, kecuali dalam keadaan terpaksa.

6. Menutup tutup botol minum pada malam hari

Biasakan diri kita untuk menutup tutup wadah tempat air minum berada pada malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini. Sebagaimana hadits dari Jabir bi Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika itu turun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim).

7. Bersyukur

Ucapkanlah alhamdulillah setelah minum sebagai rasa syukur atas nikmat Allah. dan usahakan untuk tidak mencela karena segala sesuatu yang didapatkan merupakan berkah yang harus disyukuri adanya.

Adapun tambahan

1.Minumlah Dengan Tangan Kanan.
2.Minumlah Dengan Cara Duduk.
3. Lihatlah airnya sebelum diminum.
4. Saat hendak minum air ucapkanlah Basmallah.
5. Minumlah sebanyak 3 kali tegukan.
6. Tiap satu tegukan bacakanlah alhamdulillah.
7. Setelah minum 3 kali tegukan ucapkanlah Alhamdulillah Wa Syukur Lillah.

Khasiat Minum Air Dengan Cara Sunnah;
1. Tulang menjadi kuat.
2. Lutut semakin sehat.
3. Katub jantung lebih terbuka.
4. Fikiran semakin aktif

Sumber:

lifestyle

Macam-Macam Tidur Dan Dampaknya

1.Tidur HAILULAH : Tidur yg menghalangi rizqi..
2.Tidur QOILULAH : Tidur yg di sunnahkan Rosul SAW..
3.Tidur ‘AILULAH : Tidur menyebabkab datangnya penyakit..

  • HAILULAH* adalah :
    tidur sehabis melaksanakan sholat subuh, dinamakan demikian karena tidur tersebut dapat menghalangimu dari rejeki yang ALLAH SWT tebar pada waktu pagi hari..
  • QAILULAH* adalah :
    tidur SEBELUM melakukan sholat dhuhur sekitar 25 – 30 menit sebelum dikumandangkannya adzan dhuhur, tidur jenis ini sangat bemanfaat dan sangat dianjurkan oleh Nabi SAW..

Menjelaskan ketika musim panas rasulullah tidur sebelum Dzuhur dan ketika musim dingin beliau Nabi Muhammad tidur setelah dzhuhur..

  •  ‘AILULAH* adalah :
    tidur sehabis melakukan sholat ashar, tidur jenis satu ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, diantaranya adalah : sesak napas dan murung dan gelisah..

Subhanallah..
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan bermanfaat yang bernilai ibadah lewat tulisan ini dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari..

آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

BIRRUL WALIDAIN

Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya…”(Al Ankabut, 29: 8)

SAAT KAU BERUMUR…

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.

Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya , kau berteriak, ” nggak mau!!”

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangg.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim . Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Dinkes Aceh Barat: Virus Corona Bisa Sembuh Asal Rajin Berwudhu

“Bagi umat muslim, asalkan rajin berwudhu, virus corona bisa sembuh.”
Bukan hanya umat muslim bahkan untuk semua orang di dunia!

Suara.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Syarifah Junaidah menegaskan serangan penyakit karena virus corona atau Covid-19 dipastikan bisa sembuh asalkan masyarakat bisa menjaga kebersihan, memakai masker dan menghindari kontak dengan orang banyak di tempat umum, seperti kereta, bus, taman dan lain-lain.

“Bagi umat muslim, asalkan rajin berwudhu, virus corona bisa sembuh. malah mungkin tidak bisa terpapar karena kita selalu dalam keadaan bersih(wudhu) dan rajin mencuci tangan setiap saat,” kata Syarifah Junaidah di Meulaboh, Rabu (4/3/2020).

Menurutnya, serangan penyakit yang disebakan oleh virus corona sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan asalkan masyarakat mendapatakan Edukasi dengan benar terkait tata cara pencegahan. Di antaranya menghindari menyentuh bagian mulut, hidung atau pun mata menggunakan tangan setelah berjabat tangan atau beraktivitas di luar ruangan, serta selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Kemudian, kata dia, dengan sering menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau cairan sanitizer, serta mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan segar, minum air minimal delapan gelas per hari, dan rutin berolahraga.

Selain itu, masyarakat juga di imbau mengonsumsi masakan/makanan yang halal, serta menghindari konsumsi makanan yang tidak higienis atau setengah matang. Hal ini demi menghindari serangan penyakit yang tidak diinginkan dari mengkonsumsi suatu makanan.

“Apabila masyarakat mengalami flu, demam atau memiliki gejala yang tidak sehat, segera menghubungi perugas medis terdekat untuk memeriksakan kesehatan. Jangan lupa selalu mengenakan masker agar flu tidak menyerang warga lainnya.” ujar Syarifah Junaidah menambahkan.

Yang paling penting, kata dia, masyarakat selalu diminta agar senantiasa memanjatkan doa kepada Allah swt agar selalu diberikan perlindungan, dan terhindar dari penyakit yang tidak diingikan.

“Kalau di Aceh ada namanya dzikir seribu, ini juga bisa diikuti, karena dengan berdzikir, kita akan selalu dekat dengan sang pencipta dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Intinya tidak perlu risau atau cemas dengan ancaman virus corona ini,” imbau dia.

Sumber : Antara

Dan Apa Saja Keutamaan Wudhu Bagi Muslim?

Ada dua pengertian mengenai arti kata wudhu, yakni secara bahasa dan secara syara’. Secara bahasa, wudhu berarti bersih ataupun indah. Sedangkan secara syara’, wudhu berarti membersihkan anggota wudhu (anggota tubuh yang harus dibersihkan ketika wudhu) untuk bersuci dari hadats kecil dengan menggunakan air suci lagi mensucikan.

Barang siapa yang hendak menunaikan shalat, diwajbkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Ada pula Sabda Rasulullah mengenai wudhu yang artinya, “Allah tidak menerima shalat salah seorang seorang diantara kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” (H.R. Bukhari).

Banyak keutamaan dari berwudhu. Adapun diantara keutamaannya seperti bersuci merupakan sebagian dari iman. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yakni, “Bersuci adalah sebagian dari iman.”

Kemudian, kelak nantinya anggota wudhu akan bercahaya pada hari kiamat. Rasulullah pernah ditanya, “Bagaimana engkau mengenali umatmu sepeninggalmu, wahai Rasulullah?” Rasullullah menjawab, “Tahukah kalian bila seseorang memiliki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya diantara kuda-kuda yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali keduanya?” Para sahabat serentak menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Mereka (umatku) kelak akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi, kedua tangan, dan kaki, karena bekas wudhu mereka.”

Selain itu keutamaan dari wudhu yaitu menggugurkan dosa-dosa kecil dan meninggikan derajat. Sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW,

Maukah kalian aku beritahukan sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa kalian dan meninggikan derajat kalian?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliaupun bersabda, “Yaitu menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat (tahiyatul masjid). Yang demikian itu adalah ikatan (perjanjian).

Berwudhu juga bisa menghapuskan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh jasad. Rasulullah bersabda,

Apabila seorang Muslim atau Mukmin berwudhu kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudhu atau bersama tetesan terakhir air wudhu . apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya bersama air wudhu atau bersama tetesan terakhir air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kakinya, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan terakhir air wudhu, hingga ia selesai wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa.

Wudhu merupakan amal yang mendorong dibukanya pintu surga bagi yang mengamalkannya. Rasulullah bersabda,

Tidaklah seseorang dari kalian berwudhu secara sempurna, lalu mengucapkan: Asyhadu an laa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abdullahi wa rosuuluhu. Melainkan kelak akan dibukakan untuknya delapan pintu surga yang ia dipersilakan untuk masuk melalui pintu mana saja yang ia sukai.” [DS]

Sumber : Buku Panduan Shalat Terlengkap Wajib dan Sunnah Disertai Zikir dan Doa Sehari-hari karya M. Suhadi, Lc. Dan Kholifatun Nasriyah, Lc. Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh. Rifa’i.

Dua Pemberi Peringatan:
1. Peringatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Usia tua, adalah usia yang telah mencapai 60 (enam puluh) tahun.

Allah SWT berfirman, “Dan Umumnya sampai empat puluh tahun berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau.” (QS. al-Ahqaf:15)
            Orang yang telah mencapai umur enam puluh tahun sudah waktunya untuk Mulai menghitung nikmat Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya.
            Malik berkata, “Aku melihat orang-orang berilmu yang tinggal di daerahku selalu bekerja keras untuk kehidupan dunia dan selalu bergaul satu sama lain, tapi jika telah berumur empat puluh, maka mereka mengasingkan diri dari orang banyak!’

Tanda 100 hari mau meninggal

          Ini adalah tanda pertama dari ALLAH SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini hanya saja mereka menyadari atau tidak. Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu asar, seluruh tubuh yaitu ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.
            Tanda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.
            Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut  dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap atau hilang begitu saja tanpa sembarangan manfaat…
            Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.