Selama dua puluh tahun, dia mampu menyingkirkan semua bentuk kerusakan itu, menyatukan suku-suku yang terpecah -belah menjadi bangsa Arab yang bersatu, dan meletakkan keimanan sebagai pengikat tali persaudaraan antara seorang Muslim dengan saudaranya.”Sesungguhnya orang Mukmin itu bersaudara”.
Menurut ajaran agama yang dibawanya, manusia bertindak sebagai wakil kekayaan dan harta bendanya. Bahkan, orang fakir juga memiliki hak dalam harta kekayaan tersebut.
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang baik tidak mendapatkan bagian. (Q.S. 51:19).
Nabi Muhammad meletakkan kembali berhala-berhala ke tempat asalnya, ke dalam tanah dan mengajak kembali kaumnya untuk menyembah Tuhan yang tiada sekutu baginya, di atas bumi, langit, dan semua materi yang ada. Dia mengembalikan hak-hak kaum wanita yang terampas pada zaman jahiliyah. Menurutnya, wanita memiliki hak yang sama dengan laik-laki dalam menjalankan ibadah, melakukan kegiatan sosial, dan dalam hal-hal lainnya.
Nabi Muhammad tidak pernah membedakan antara bangsa Arab dan bukan Arab, antara yang kaya dan yang miskin, antara yang putih dan yang hitam, antara satu golongan dengan golongan lainnya, atau pun antara Timur dan Barat. Nabi Muhammad tidak pernah terpengaruh dengan ras dan kebangsaan ketika menyampaikan ajarannya, dan juga tidak dipengaruhi oleh aristokratisme. Ajarannya mengajarkan bahwa manusia adalah bersaudara : prang putih adalah saudara orang hitam, laki-laki adalah saudara perempuan, orang kaya adalah saudara orang miskin, dan raja adalah saudara rakyat jelata.
Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan kepada pengikutnya yang beriman dan bertakwa untuk menjauhi dunia. Nabi Muhammad menginginkan pengikutnya menjadi suatu kekuatan untuk memberantas kejahatan serta menjadi jalan bagi kebaikan. Dia mengajari pengikutnya agar hidup harmonis dengan orang yang berada di sekitar mereka.
kemauan keras untuk menjalankan ajaran agama tidak harus menjadikan dirinya sebagai paderi yang hidup di biara-biara yang meninggalkan dunia karena mementingkan urusan agama. Nabi Muhammad menginginkan agar umatnya bertakwa kepada Allah, tetapi tidak melupakan urusan dunia mereka. Mereka boleh berdagang tetapi, tidak melupakan shalat.
Nabi Muhammad sendiri adalah sosok teladan yang paling baik dalam mitos dan realitas. dia berangan angan suatu masyarakat yang lebih baik daripada masyarakat jahiliyah yang dia sendiri hidup di dalamnya.Pada itu, ketika dia mulai melangkah dan melaksanakan angan- angan \nya , dia sangat hati-hati menerapkan ajarannya dengan kenyataan yang ada di lapangan dan tingkat budaya yang telah dicapai oleh kaumnya. Dia melihat ke depan dengan pelajaran yang telah di alami pada masa lampau. Dia sangat yakin bahwa perkembangan bertahap,perlahan dan penuh kebijakan adalah sangat penting.
Nabi Muhammad sangat berani menghadapi semua tuntutan yang diperlakukan dalam dakwahnya. Bahkan, dia pernah mengalami siksaan yang harus dihadapinya. Jika dia gagal dalam suatu langkah, dia mengambil langkah yang lain. Jika ada keluarganya yang memisahkan diri darinya, dia tidak merasa gentar. Jika tentaranya kalah dalam peperangan atas musuhnya, dia mampu mengendalikan nafsu dan kekerasan sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin negara. Padahal, sejarah belum pernah menyebutkan adanya seorang pemimpin yang berhasil menaklukan sebuah kota, tetapi tidak memorak-porandakan seisi kota itu dan karena rasa dendamnya membunuhi penduduknya. Nabi Muhammad tidaklah demikian. Dia mengingatkan orang kepada ajarannya. Dia memberi petunjuk kepada jalan terbaik yang mesti dilalui untuk mencapainya. Dia sangat senang jika orang bisa melakukannya. Jika orang bisa melakukan. Jika dia pernah menyuruh nebghancurkan berhala di kota Mekah, hal itu bukan berarti bahwa orang Quraisy itu sebagai penyebab kesengsaraannya. “pergilah karena sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang terbebaskan”. Nabi Muhammad senantiasa membuka pimtu maad untuk mereka, sekaligus menjadikan mereka sebagai kekuatan anda yang berkhidmat kepada agama dan umat yang baru. Nabi Muhammad telah membuat contoh dan teladan yang sangat indah. Ia menggabungkan antara kekuatan dan kasih sayang, antara kekerasan dan ampunan. Ia senantiasa menganjurkan keharmonisan.
Kemampuannya berhasil mengendalikan urusan umatnya, sekaligus mengarahkan mereka ke arah kehidupan dunia dan suasana kerohanian umatnya yang belum pernah dicapai olah para nabi sebelumnya.
